Selasa, 15 Desember 2015

METROLOGI TEKNIK

METROLOGI INDUSTRI

A. Batasan Metrologi
Metrologi adalah ilmu yang mempelajari masalah pengukuran.
  •  Pengukuran di sini hanya yang berkaitan erat dengan perindustrian.
  • Dalam bidang perindustrian biasanya banyak melibatkan ilmu pengetahuan keteknikan. Pengukuran di bidang keteknikan itu tidak hanya menyangkut pengukuran panjang saja, tetapi juga menyangkut pengukuran suara/bunyi, getaran, tekanan, tegangan, gaya, puntiran, usaha, kecepatan aliran zat cair dan temperatur.
           Dalam modul ini tidak akan membicarakan secara menyeluruh mengenai jenis pengukuran seperti yang telah disebutkan diatas. Akan tetapi lebih dipersempit lagi pada masalah-masalah: geometris suatu produk, pengukuran panjang dengan berbagai bentuk, pengukuran sudut dengan berbagai bentuk, dan
disinggung pula sedikit mengenai kontrol kualitas.
           Karena penggunaan kata metrologi ini akan dikaitkan dengan masalah geometris produk industri maka akan lebih tepat lagi kalau istilah metrologi lebih di khususkan lagi dengan istilah Metrologi Industri.

           Metrologi industri tidak hanya semata-mata ilmu pengukuran.Akan tetapi, pengertian metrologi industri adalah lebih mengkhususkan pada pengukuran geometris suatu produk dengan cara dan alat yang tepat sehingga hasil pengukurannya mendekati kebenaran dari keadaan yang sesungguhnya.
Yang dipelajari dalam metrologi industri tidak hanya menyangkut cara menggunakan alat ukur saja, tetapi juga mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain yang berkaitan erat dengan masalah pengukuran.

 B. Tujuan Mempelajari Metrologi Industri

          Mengapa metrologi industri harus dipelajari, khususnya bagi mereka yang bergerak di bidang industri?
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan mempelajari industri idealnya adalah menguasai selukbeluk pengukuran sehingga bila di aplikasikan dibidang perindustrian akan diperoleh hasil/produk yang presisi dengan biaya yang semurah mungkin.
Dapat juga dikemukakan disini bahwa tujuan mempelajari metrologi industri adalah:
  1. Dapat mengelola laboratorium pengukuran baik yang ada di industri maupun dibengkel kerja pada pendidikan ketrampilan teknik.
  2. Dapat menggunakan dan membaca skala alat-alat ukur dengan tepat dan benar.
  3. Dapat menentukan dan memilih alat-alat ukur yang tepat sesuai dengan bentuk dari obyek yang akan diukur.
  4. Dapat mengkalibrasi dan memelihara alat-alat ukur sehingga alatalat ukur tetap terjamin ketepatannya bila digunakan untuk pengukuran.
  5. Memiliki pengetahuan tentang sumber-sumber penyimpangan pengukuran dan dapat menentukan bagaimana caranya mengurangi seminimal mungkin penyimpangan tersebut.
  6. Dapat merendahkan biaya inspeksi semurah mungkin dengan penggunaan fasilitas yang ada secara efektif dan efisien.
  7. Dengan menguasai pengetahuan tentang kontrol kualitas, maka dapat membantu peningkatan produktifitas hasil kerja, baik hasil kerja dibidang pendidikan ketrampilan teknik maupun dibidang peridustrian.
C. Pengetahuan Penunjang Dalam Mempelajari Metrologi Industri

        Ilmu pengetahuan lain yang dapat menunjang dalam mempelajari metrologi industri antara lain adalah matematik, fisika dan statistik.

D. Beberapa Istilah Penting Dalam Pengukuran

       Ada beberapa istilah yang sering terkait dalam masalah pengukuran antara lain yaitu: ketelitian, ketepatan, ukuran dasar, toleransi, harga batas, kelonggaran.
  1. Ketelitian (Accuracy) >  Makin dekat atau kalau mungkin persis sama antara hasil pengukuran dengan harga dari benda yang diukur, maka hal ini dikatakan semakin teliti atau dengan kata lain ketelitiannya tinggi.Semakin kecil kesalahan sistematis ini maka proses pengukuran yang dilakukan seseorang semakin teliti.
  2. Ketepatan (Precision). > Apabila seseorang melakukan pengukuran terhadap suatu obyek dengan cara berulangulang dan diperoleh hasil yang hampir sama dari masing-masing pengukuran bila dibandingkan harga rata-rata pengukuran yang berulang-ulang tersebut, maka dikatakan proses pengukuran itu mempunyai ketepatan yang tinggi. Dasar untuk menentukan apakah ketepatan proses pengukuran itu tinggi atau rendah adalah besarnya kesalahan yang timbul yang dalam hal ini lebih dikenal dengan istilah “kesalahan rambang”. Jadi, pengukuran dikatakan mempunyai ketepatan yang tinggi apabila pengukuran itu dilakukan secara berulangulang dengan cara yang sama dimana hasil dari masing-masing pengukuran tadi mendekati sama dengan harga rata-rata dari keseluruhan hasil.
  3. Ukuran Dasar (Basic Size). > Ukuran dasar merupakan dimensi atau ukuran nominal dari suatu obyek ukur yang secara teoritis dianggap tidak mempunyai harga batas ataupun toleransi.
  4. Toleransi ( Tolerance). > Dalam proses pembuatan suatu produk banyak faktor yang terkait didalamnya, misalnya faktor alat, operator dan proses pembuatannya. Oleh karena itu ukuran yang diperoleh tentu akan bervariasi. Variasi ukuran ini ada batasnya dan batas-batas ini memang diperhatikan betul menurut keperluan. Batas-batas ukuran yang direncanakan tersebut menunjukkan variasi ukuran yang terletak diatas dan dibawah ukuran dasar (basic size). Dengan adanya variasi hargaharga batas ini maka komponenkomponen yang dibuat dapat dipasangkan satu sama lain sehingga fungsi dari satuan unit komponen tersebut terpenuhi. Toleransi merupakan perbedaan ukuran dari kedua harga batas yang diizinkan sehingga dari perbedaan ukuran ini dapat diketahui dimana ukuran dari komponen-komponen yang dibuat itu terletak. Besarnya toleransi merupakan selisih dari ukuran maksimum dan minimum.
  5. Harga batas (Limits).> Harga batas adalah ukuran atau dimensi maksimum dan minimum yang diizinkan dari suatu komponen, di atas dan di bawah ukuran besar (basic size).
  6. Kelonggaran (Clearance). > Kelonggaran merupakan perbedaan ukuran antara pasangan suatu komponen dengan komponen lain di mana ukuran terbesar dari salah satu komponen adalah lebih kecil dari pada ukuran terkecil dari komponen yang lain.
E.KONSTRUKSI UMUM ALAT UKUR

         Yang membedakan alat ukur satu dengan alat ukur lainnya adalah konstruksinya. Komponen utama
yang membentuk suatu alat ukur yaitu: sensor, pengubah dan penunjuk/pencatat.

KONSTRUKSI UMUM ALAT UKUR

1. Sensor
Sensor adalah “peraba” dari alat ukur, yaitu yang menghubungkan alat ukur dengan benda ukur.
  
2. Pengubah
Pengubah adalah bagian yang terpenting dari alat ukur, melalui isyarat dari sensor diteruskan, diubah terlebih dahulu sebelum diteruskan kebagian lain dari alat ukur.

  1. Pengubah mekanis. > Prinsip kerja dari pengubah alat ukur mekanis adalah Berdasarkan prinsip kerja Kinematis yang meneruskan serta mengubah gerakan (biasanya gerakan translasi) menjadi gerakan lain biasanya torsi.
  2. Pengubah mekanis optis. > Beberapa alat ukur menggunakan prinsip kerja gabungan yaitu pengubah mekanis dan pengubah optis. Pengubah mekanis biasanya berupa batang kinematis yang berfungsi untuk memperbesar perubahan gerakan dari Silinder pengukur menurut perbandingan jarak antara kedua ujung batang terhadap engselnya. Pengubah mekanis ini akan menyebabkan perubahan kemiringan suatu kaca yang berfungsi sebagai pemantul cahaya.


         Bila perbandingan jarak antara kedua ujung batang kinematis terhadap engselnya adalah 20:1, sedangkan perbandingan jari-jari skala dengan engsel dan ujung dari kaca pemantul adalah 50:1, maka pembesaran total dari alat ukur adalah :
- Pembesaran mekanis : 1 x 20 x 1 = 20 satuan
- Pembesaran optis : 50 x 2 = 100 satuan
- Pembesaran total : 20 x 100 = 2000 satuan
 Faktor pembesaran 2 dari sistem optik adalah berasal daripengaruh perubahan kemiringan kaca pemantul.

2.2 Pengubah optis

         Pada dasarnya sistem optis yang digunakan sebagai pengubah pada alat ukur adalah berfungsi sebagai pembelok berkas cahaya yang melewati atau memantulkan suatu obyek sehingga terbentuk suatu bayangan dengan ukuran/penyimpangan yang lebih besar dari ukuran obyeknya.
Sistem optis biasanya terdiri dari salah satu gabungan Komponen cermin, atau lensa.
 Bila benda kerja yang diukur, MN = 10 mm
Jarak benda kerja ke lensa, f = 50 mm
Jarak bayangan ke lensa, D = 250 mm
Berapa pembesaran bayangan, OP ?
OP    = D
MN      f
OP =........?

2. Penunjuk / Pencatat
 
Penunjuk atau pencatat adalah bagian dari alat ukur yang mana nilai dari hasil pengukuran ditunjukkan atau dicatat.
Bagian penunjuk dapat dikategorikan menjadi 2 macam :
1. Penunjuk berskala
2. Penunjuk berangka (digital)

Alat ukur linier 

Contoh alat ukur panjang / linier al:
1. Mistar ukur
a. Mistar baja
b. Mistar gulung
2. Mistar Geser
a. Mistar Geser standard
b. Mistar geser ketinggian
c. Mistar geser kedalaman
3. Mikrometer
a. Inside Micrometer
b. Outside micrometer

Cukup Sekian semoga bermanfaat !!!!! 

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Ardi Armadhi
13166012

Teknik Mesin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar