Disusun
oleh :
ARMADI
NIM : 13166012
Dosen
:
Drs.
Bambang Irianto
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
SEKOLAH
TINGGI ILMU TEKNIK BINA PUTRA BANJAR
JL.
Mayjend. Lili Kusumah No. 9
APRIL
2015
KATA
PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah Mekanika Fluida ini yang khusus membahas
tentang Fluida yang bergerak.
Laporan ini di susun sebagai tugas mata kuliah
Mekanika Fluida. Selama penyusunan makalah ini, penulis dibantu dan dibimbing
oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis telah
berusaha semaksimal mungkin, namun penulis percaya bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Cikarang
, April 2015
ARMADI
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Makalah ini merupakan bentuk penyampaian penulis kepada pembimbing
tentang mekanika fluida yang khusus membahas Fluida bergerak. Hal ini sangat
penting dialakukan agar tujuan tercapainya proses belajar mengajar yang efektif
sesuai dengan yang diharapkan.
Oleh karena itu setiap mahasiswa yang membahas mekanika fluida di wajibkan menyusun makalah tentang Fluida bergerak. Dan diharapkan nantinya dapat mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari dan dalam dunia kerja nyata kelak.
Oleh karena itu setiap mahasiswa yang membahas mekanika fluida di wajibkan menyusun makalah tentang Fluida bergerak. Dan diharapkan nantinya dapat mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari dan dalam dunia kerja nyata kelak.
1.2 Tujuan
Tujuan dari di pelajarinya mekanika fluida yang khusus membahas tentang Fluida bergerak adalah :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip dan konsep
dasar fluida
2. Agar
mahasiswa dapat mengetahui perbedaan fluida yang bergerak beserta
persamaan-persamaan yang digunakan dan hukum-hukum yang berlaku
3. Agar
mahasiswa dapat mengetahui peralatan ukur fluida
4. Meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam ilmu mekanika
fluida
BAB II
DASAR TEORI
DASAR TEORI
2.1 Dasar Teori
Fluida adalah ilmu yang mempelajarai suatu zat baik dalam keadaan diam (hidrostatika) maupun dalam keadaan bergerak (hidrodinamika).
Fluida didefinisikan sebagai suatu substansi yang tidak dapat menahan tegangan geser dan oleh karenanya sebagai kompensasinya fluida itu akan mengalami perubahan bentuk. Fluida dapat dibedakan atas cairan dan gas. Cairan menempati volume ruang yang tetap (tertentu), mempunyai permukaan horizontal yang bebas. Dan biasanya bersifat inkompresibel. Gas menempati volume ruang tidak tertentu artinya gas menempati seluruh volume ruang yang disediakan dan biasanya relative lebih mudah di tekan di bandingkan cairan.
Pada umumnya materi dapat di bedakan
menjadi tiga wujud, yaitu padat, cair dan gas. Benda padat memiliki
sifat mempertahankan bentuk dan ukuran yang tetap. Jika gaya bekerja pada benda
padat, benda tersebut tidak langsung berubah bentuk atau volumenya.
Benda cair tidak
mempertahankan bentuk tetap, melainkan mengambil bentuk seperti tempat yang di
tempatinya, dengan volume yang tetap,sedangkan gas tidak memiliki bentuk
dan volume tetap melainkan akan terus berubah dan mmenyebar memenuhi tempatnya.
Karena keduanya memiliki kemampuan untuk mengalir. Zat memiliki kemampuan untuk
mengalir disebut dengan zat cair atau fluida.
Fluida dibedakan menjadi fluida
static yaitu fluida dalam keadaan diam tidak mengalir dan fluida
dinamik. Fluida terbagi atas berbagai macam gaya-gaya maupun
tekanan-tekanan di dalam fluida yang diam.
BAB III
ISI
1. Pengertian Fluida
Dinamis
Fluida
dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair,gas)yang bergerak.Untuk memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap
steady (mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu). tak termampatkan
(tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak
mengalami putaran-putaran).
Dalam kehidupan
sehari-hari, banyak sekali hal yang berkaitan dengan fluida dinamis ini.
Besaran-besaran
dalam fluida dinamis
Debit aliran (Q)
Jumlah volume fluida yang mengalir
persatuan waktu, atau:
Dimana :
Q =
debit aliran (m3/s)
A =
luas penampang (m2)
V =
laju aliran fluida (m/s)
Aliran fluida sering dinyatakan
dalam debit aliran
Dimana :
Q =
debit aliran (m3/s)
V =
volume (m3)
t
= selang waktu (s)
ALIRAN FLUIDA
Di dalam geraknya pada
dasarnya dibedakan dalam 2 macam, yaitu :
1.
Aliran laminar /
stasioner / streamline.
2.
Aliran turbulen
Suatu aliran dikatakan laminar / stasioner / streamline
bila :
Setiap partikel yang
melalui titik tertentu selalu mempunyai lintasan (garis arus) yang tertentu
pula.
Partikel-partikel yang
pada suatu saat tiba di K akan mengikuti lintasan yang terlukis pada gambar di
bawah ini. Demikian partikel-partikel yang suatu saat tiba di L dan M.
Kecepatan setiap partikel yang melalui titik tertentu
selalu sama. Misalkan setiap partikel yang melalui K selalu mempunyai kecepatan
vK.
Aliran yang tidak memenuhi sifat-sifat di atas disebut : ALIRAN
TURBULEN.Pembahasan dalam bab ini di batasi pada fluida ideal, yaitu
fluida yang imkompresibel dan bergerak tanpa mengalami gesekan dan pada aliran
stasioner.
DEBIT.
Fluida mengalir dengan kecepatan tertentu, misalnya v meter
per detik. Penampang tabung alir seperti terlihat pada gambar di atas
berpenampang A, maka yang dimaksud dengan DEBIT FLUIDA adalah volume fluida
yang mengalir persatuan waktu melalui suatu pipa dengan luas penampang A dan
dengan kecepatan v.
Q
= atau Q = A . v
Q =
debit fluida dalam satuan SI m3/det
Vol = volume fluida
m3
A =
luas penampang tabung alir m2
V =
kecepatan alir fluida
m/det
PERSAMAN
KONTINUITAS.
Perhatikan tabung alir a-c di bawah ini. A1 adalah
penampang lintang tabung alir di a.
A2 =
penampang lintang di c. v1 = kecepatan alir fluida di a, v2
= kecepatan alir fluida di c.
Bidang acuan untuk
Energi Potensial
Partikel – partikel yang
semula di a, dalam waktu Dt detik berpindah di b, demikian pula partikel
yang semula di c berpindah di d. Apabila Dt sangat kecil, maka jarak a-b sangat kecil, sehingga
luas penampang di a dan b boleh dianggap sama, yaitu A1. Demikian
pula jarak c-d sangat kecil, sehingga luas penampang di c dan di d dapat
dianggap sama, yaitu A2. Banyaknya fluida yang masuk ke tabung alir
dalam waktu Dt detik adalah : r.A1.v1.
Dt dan dalam waktu yang sama sejumlah fluida meninggalkan
tabung alir sebanyak r.A2.v2. Dt. Jumlah ini
tentulah sama dengan jumlah fluida yang masuk ke tabung alir sehingga :
r.A1.v1.
Dt = r.A2.v2. Dt
Jadi :
A1.v1
= A2.v2
Persamaan ini disebut :
Persamaan KONTINUITAS
A.v yang merupakan debit
fluida sepanjang tabung alir selalu konstan (tetap sama nilainya), walaupun A
dan v masing-masing berbeda dai tempat yang satu ke tempat yang lain. Maka
disimpulkan :
Q
= A1.v1 = A2.v2 =
konstan
Air yang mengalir di dalam pipa air
dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang titik. Atau jika ditinjau 2
tempat, maka:
Debit aliran 1 = Debit aliran 2,
atau :
Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang
berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang dialami oleh aliran fluida. Hukum
ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik per satuan volume, dan
energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik
sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :
Dimana :
p = tekanan air (Pa)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian air
Penerapan
dalam teknologi
Pesawat Terbang
Gaya angkat pesawat terbang bukan
karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang karena memanfaatkan hukum bernoulli
yang membuat laju aliran udara tepat di bawah sayap, karena laju aliran di atas
lebih besar maka mengakibatkan tekanan di atas pesawat lebih kecil daripada
tekanan pesawat di bawah.
Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih antara tekanan di atas dan di bawah di kali dengan luas efektif pesawat.
Keterangan:
ρ = massa jenis udara (kg/m3)
va= kecepatan aliran
udara pada bagian atas pesawat (m/s)
vb= kecepatan aliran
udara pada bagian bawah pesawat (m/s)
F = Gaya angkat pesawat (N)
GAYA
ANGKAT SAYAP PESAWAT TERBANG.
Kita akan membahas gaya
angkat pada sayap pesawat terbang dengan menggunakan persamaan BERNOULLI. Untuk
itu, kita anggap bentuk sayap pesawat terbang sedemikian rupa sehingga
garis arus al;iran udara yang melalui sayap adalah tetap (streamline)
Penampang sayap pesawat
terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan sisi bagian yang atas
lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan aliran
udara di bagian atas lebih besar daripada di bagian bawah (v2> v1).
Dari persamaan Bernoulli
kita dapatkan :
P1
+ ½ r.v12 + r g h1 = P2 + ½ r.v22
+ r g h2
Ketinggian kedua sayap
dapat dianggap sama (h1 = h2), sehingga r g h1 = r g h2.
Dan persamaan di atas
dapat ditulis :
P1
+ ½ r.v12 = P2 + ½ r.v22
P1
– P2 = ½ r.v22 - ½ r.v12
P1
– P2 = ½ r(v22 – v12)
Dari persamaan di atas
dapat dilihat bahwa v2> v1 kita dapatkan P1>
P2 untuk luas penampang sayap F1 = P1
. A dan F2 = P2 . A dan kita dapatkan bahwa F1 >
F2. Beda gaya pada bagian bawah dan bagian atas (F1 – F2)
menghasilkan gaya angkat pada pesawat terbang. Jadi, gaya angkat pesawat
terbang dirumuskan sebagai :
F1
– F2 = ½ r A(v22 – v12)
Dengan r = massa jenis udara (kg/m3)
Penyemprot Parfum dan Obat Nyamuk
Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada ujung atas selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada tekanan di bawah. Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan lama kelamaan akan menyembur keluar.
# Contoh Soal dan Pembahasan tentang Fluida Dinamis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Mencakup debit, persamaan kontinuitas, Hukum Bernoulli dan Toricelli.
Rumus Minimal
Debit
Q = V/t
Q = Av
Keterangan :
Q = debit (m3/s)
V = volume (m3)
t = waktu (s)
A = luas penampang (m2)
v = kecepatan aliran (m/s)
1 liter = 1 dm3 = 10−3 m3
Persamaan Kontinuitas
Q1 = Q2
A1v1 = A2v2
Persamaan Bernoulli
P + 1/2 ρv2 + ρgh = Konstant
P1 + 1/2 ρv12 + ρgh1 = P2 + 1/2 ρv22 + ρgh2
Keterangan :
P = tekanan (Pascal = Pa = N/m2)
ρ = massa jenis cairan (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Tangki Bocor Mendatar
v = √(2gh)
X = 2√(hH)
t = √(2H/g)
Keterangan :
v = kecepatan keluar cairan dari lubang
X = jarak mendatar jatuhnya cairan
h = jarak permukaan cairan ke lubang bocor
H = jarak tempat jatuh cairan (tanah) ke lubang bocor
t = waktu yang diperlukan cairan menyentuh tanah
Soal
No. 1
Jika luas penampang kran dengan diameter D2 adalah 2 cm2 dan kecepatan aliran air di kran adalah 10 m/s tentukan:
a) Debit air
b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember
Pembahasan
Data :
A2 = 2 cm2 = 2 x 10−4 m2
v2 = 10 m/s
a) Debit air
Q = A2v2 = (2 x 10−4)(10)
Q = 2 x 10−3 m3/s
b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember
Data :
V = 20 liter = 20 x 10−3 m3
Q = 2 x 10−3 m3/s
t = V / Q
t = ( 20 x 10−3 m3)/(2 x 10−3 m3/s )
t = 10 sekon
Jika luas penampang kran dengan diameter D2 adalah 2 cm2 dan kecepatan aliran air di kran adalah 10 m/s tentukan:
a) Debit air
b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember
Pembahasan
Data :
A2 = 2 cm2 = 2 x 10−4 m2
v2 = 10 m/s
a) Debit air
Q = A2v2 = (2 x 10−4)(10)
Q = 2 x 10−3 m3/s
b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember
Data :
V = 20 liter = 20 x 10−3 m3
Q = 2 x 10−3 m3/s
t = V / Q
t = ( 20 x 10−3 m3)/(2 x 10−3 m3/s )
t = 10 sekon
Soal
No. 2
Pipa saluran air bawah tanah ,Jika luas penampang pipa besar adalah 5 m2 , luas penampang pipa kecil adalah 2 m2 dan kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 15 m/s, tentukan kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil!
Pembahasan
Persamaan kontinuitas
A1v1 = A2v2
(5)(15) = (2)v2
v2 = 37,5 m/s
Soal No. 3
Tangki air dengan lubang kebocoran ,Jarak lubang ke tanah adalah 10 m dan jarak lubang ke permukaan air adalah 3,2 m. Tentukan :
a) Kecepatan keluarnya air
b) Jarak mendatar terjauh yang dicapai air
c) Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah
Pembahasan
a) Kecepatan keluarnya air
v = √(2gh)
v = √(2 x 10 x 3,2) = 8 m/s
b) Jarak mendatar terjauh yang dicapai air
X = 2√(hH)
X = 2√(3,2 x 10) = 8√2 m
c) Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah
t = √(2H/g)
t = √(2(10)/(10)) = √2 sekon
Pipa saluran air bawah tanah ,Jika luas penampang pipa besar adalah 5 m2 , luas penampang pipa kecil adalah 2 m2 dan kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 15 m/s, tentukan kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil!
Pembahasan
Persamaan kontinuitas
A1v1 = A2v2
(5)(15) = (2)v2
v2 = 37,5 m/s
Soal No. 3
Tangki air dengan lubang kebocoran ,Jarak lubang ke tanah adalah 10 m dan jarak lubang ke permukaan air adalah 3,2 m. Tentukan :
a) Kecepatan keluarnya air
b) Jarak mendatar terjauh yang dicapai air
c) Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah
Pembahasan
a) Kecepatan keluarnya air
v = √(2gh)
v = √(2 x 10 x 3,2) = 8 m/s
b) Jarak mendatar terjauh yang dicapai air
X = 2√(hH)
X = 2√(3,2 x 10) = 8√2 m
c) Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah
t = √(2H/g)
t = √(2(10)/(10)) = √2 sekon
Soal No. 4
Untuk mengukur kecepatan aliran air pada sebuah pipa horizontal digunakan alat,Jika luas penampang pipa besar adalah 5 cm2 dan luas penampang pipa kecil adalah 3 cm2 serta perbedaan ketinggian air pada dua pipa vertikal adalah 20 cm tentukan :
a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil
Pembahasan
a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
v1 = A2√ [(2gh) : (A12 − A22) ]
v1 = (3) √ [ (2 x 10 x 0,2) : (52 − 32) ]
v1 = 3 √ [ (4) : (16) ]
v1 = 1,5 m/s
Tips :
Satuan A biarkan dalam cm2 , g dan h harus dalam m/s2 dan m. v akan memiliki satuan m/s.
b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil
A1v1 = A2v2
(3 / 2)(5) = (v2)(3)
v2 = 2,5 m/s
Soal No. 5
Pipa untuk menyalurkan air menempel pada sebuah dinding rumah Perbandingan luas penampang pipa besar dan pipa kecil adalah 4 : 1.
Posisi pipa besar adalah 5 m diatas tanah dan pipa kecil 1 m diatas tanah. Kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 36 km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa. Tentukan :
a) Kecepatan air pada pipa kecil
b) Selisih tekanan pada kedua pipa
c) Tekanan pada pipa kecil
(ρair = 1000 kg/m3)
Pembahasan
Data :
h1 = 5 m
h2 = 1 m
v1 = 36 km/jam = 10 m/s
P1 = 9,1 x 105 Pa
A1 : A2 = 4 : 1
a) Kecepatan air pada pipa kecil
Persamaan Kontinuitas :
A1v1 = A2v2
(4)(10) = (1)(v2)
v2 = 40 m/s
Untuk mengukur kecepatan aliran air pada sebuah pipa horizontal digunakan alat,Jika luas penampang pipa besar adalah 5 cm2 dan luas penampang pipa kecil adalah 3 cm2 serta perbedaan ketinggian air pada dua pipa vertikal adalah 20 cm tentukan :
a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil
Pembahasan
a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
v1 = A2√ [(2gh) : (A12 − A22) ]
v1 = (3) √ [ (2 x 10 x 0,2) : (52 − 32) ]
v1 = 3 √ [ (4) : (16) ]
v1 = 1,5 m/s
Tips :
Satuan A biarkan dalam cm2 , g dan h harus dalam m/s2 dan m. v akan memiliki satuan m/s.
b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil
A1v1 = A2v2
(3 / 2)(5) = (v2)(3)
v2 = 2,5 m/s
Soal No. 5
Pipa untuk menyalurkan air menempel pada sebuah dinding rumah Perbandingan luas penampang pipa besar dan pipa kecil adalah 4 : 1.
Posisi pipa besar adalah 5 m diatas tanah dan pipa kecil 1 m diatas tanah. Kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 36 km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa. Tentukan :
a) Kecepatan air pada pipa kecil
b) Selisih tekanan pada kedua pipa
c) Tekanan pada pipa kecil
(ρair = 1000 kg/m3)
Pembahasan
Data :
h1 = 5 m
h2 = 1 m
v1 = 36 km/jam = 10 m/s
P1 = 9,1 x 105 Pa
A1 : A2 = 4 : 1
a) Kecepatan air pada pipa kecil
Persamaan Kontinuitas :
A1v1 = A2v2
(4)(10) = (1)(v2)
v2 = 40 m/s
b) Selisih tekanan pada kedua pipa
Dari Persamaan Bernoulli :
P1 + 1/2 ρv12 + ρgh1 = P2 + 1/2 ρv22 + ρgh2
P1 − P2 = 1/2 ρ(v22 − v12) + ρg(h2 − h1)
P1 − P2 = 1/2(1000)(402 − 102) + (1000)(10)(1 − 5)
P1 − P2 = (500)(1500) − 40000 = 750000 − 40000
P1 − P2 = 710000 Pa = 7,1 x 105 Pa
c) Tekanan pada pipa kecil
P1 − P2 = 7,1 x 105
9,1 x 105 − P2 = 7,1 x 105
P2 = 2,0 x 105 Pa
HUKUM
BERNOULLI.
Hukum Bernoulli merupakan persamaan pokok hidrodinamika
untuk fluida mengalir dengan arus streamline. Di sini berlaku hubungan antara
tekanan, kecepatan alir dan tinggi tempat dalam satu garis lurus. Hubungan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Perhatikan gambar tabung
alir a-c pada gambar. Jika tekanan P1 tekaopan pada penampang A1,
dari fluida di sebelah kirinya, maka gaya yang dilakukan terhadap penampang di a
adalah P1.A1, sedangkan penampang di c mendapat gaya dari
fluida dikanannya sebesar P2.A2, di mana P2
adalah tekanan terhadap penampang di c ke kiri. Dalam waktu Dt detik dapat dianggap
bahwa penampang a tergeser sejauh v1. Dt dan penampang c tergeser sejauh v2.
Dt ke kanan. Jadi usaha yang dilakukan terhadap a adalah : P1.A1.v1.
Dt sedangkan usaha yang dilakukan pada c sebesar : - P2.A2.v2.
Dt
Jadi usaha total yang
dilakukan gaya-gaya tersebut besarnya :
Wtot
= (P1.A1.v1 - P2.A2.v2)
Dt
Dalam waktu Dt detik fluida dalam
tabung alir a-b bergeser ke c-d dan mendapat tambahan energi sebesar :
Emek
= DEk + DEp
Emek
= ( ½ m . v22 – ½ m. v12) + (mgh2
– mgh1)
=
½ m (v22 – v12) + mg (h2
– h1)
Keterangan : m =
massa fluida dalam a-b = massa fluida dalam c-d.
h2-h1
= beda tinggi fluida c-d dan a-b
Karena m menunjukkan
massa fl;uida di a-b dan c-d yang sama besarnya, maka m dapat dinyatakan :
m
= r.A1.v1. Dt = r.A2.v2.
Dt
Menurut Hukum kekekalan
Energi haruslah :
Wtot
= Emek
Dari persamaan-persaman
di atas dapat dirumuskan persaman :
P1
+ ½ m.v12 + mgh1 = P2 + ½ m.v22
+ mgh2
Suku-suku persamaan ini
memperlihatkan dimensi USAHA.
Dengan membagi kedua
ruas dengan maka di dapat persamaan :
P1
+ ½ r.v12 + r g h1 = P2 + ½ r.v22
+ r g h2
Suku-suku persamaan di
atazs memperlihatkan dimensi TEKANAN.
Keterangan :
P1 dan P2
= tekanan yang dialami oleh fluida
v1 dan v2
= kecepatan alir fluida
h1 dan h2
= tinggi tempat dalam satu garis lurus
r = Massa jenis fluida
g
= percepatan grafitasI
HIDROSTATIKA
Tekanan zat cair
:
Tekanan adalah
jumlah gaya tiap satuan luas. Jika gayaterdistribusi secara merata kepadansuatu
luasan, maka besarnya tekanan adalah gaya dibagi luas. Tekanan zat cairdisebarkan
kesegala arah dengan sama rata. Pada bidang horisontal, intensitas tekanan adalah
sama.

Satuan tekanan dalam SI adalah NM2
atau disebut juga pascal, disingkat Pa.
Untuk tekanan
udara kadang-kadang masih dapat digunakan satuan atmosfer (atm), cm raksa
(cmHg) atau milibar (mb).
1 mb = 10-3 bar
1 bar = 10 5 Pa
1 atm = 76 cmHg = 1,01 x 105 Pa
1mmHg = 1 torr = 1,1316 x 10-3
atm, = 133,3 Pa
Dalam praktik, tekanan seringkali
diukur dalam millimeter air raksa (biasanya dinamakan torr, menurut fisikawan
Italia Toricelli)
Berdasarkan
perumusan di atas tekanan berbanding terbalik dengan luas bidang tekan. Itulah
sebabnya penerapan konsp tekanan dalm kehidupan
sehari-hari
dapat kita jumpai seperti pisau, paku, dan pasak. Alat-alat tersebut perlu di
buat runcing atau tajam untuk memperoleh tekanan yang besar.
2. Tekanan
Hidrostatik
Bejana dengan luas penampangnya A
berisi zat cair yang massa jenisnya ρ setinggi h dan perhatikan
gambar di bawah ini



Dari persamaan
di atas dapat di simpulkan bahwa tekanan di dalam zat cair di sebabkan oleh
gaya gravitasi yang besarnya tergantung pada kedalamenya. Untuk jenis zat
cair, tekanan hidrostatik pada suatu titik di dalam zat cair hanya
tergantung pada kedalaman titik itu. Semua titik yang berada pada kedalaman
sama mengalami tekanan hidrostatik yang sama pula. Titik-titik pada
kedalaman yang sama dapat dikatakan pada suatu bidang datar, jadi :
Tekanan Hidrostatik
pada sembarang titik yang terletak pada satu bidang datar di dalam satu jenis
zat cair besarnya sama Persamaan di atas di kenal juga sebagai Hukum Utama
Hidrostatika.
Berdasarkan
Hukum utama hidrostatika dapat di rumuskan :
PA = PB = PC (12.7)
Po = Pg
Hukum utama hidrostatika diterapkan
untuk menentukam massa jenis zat cair dengan mengguanakan pipa U. Pipa U
mula-mula di isi dengan zat cair yang sudah diketahui massa jenisnya (misalnya
=ρ) kemudian salah satu kaki di tuangi zat cair yang dicari massa jenisnya (ρx)
setingggi h1. Di tarik garis mendatar AB tepat melalui pebatasan
kedua zat cair dan ukur tinggi zat cair mula-mula di atas garis AB.


Jika titik 1 berada di permukaan
bebas (free surface), maka persamaan di atas menjadi :
p = rgh dalam
satuan Pa atau
p = rgh.10-5
dalam satuan bar
Tinggi tekanan (Pressure Head)
Tinggi tekanan adalah ketinggian
zat air di dalam suatu kolom tabung yang memberikan suatu intensitas tekanan.
Dinyatakan sebagai

GAYA HIDROSTATIS PADA PERMUKAAN
BENDA
_ Dasar-Dasar
Tekanan Hidrostatis
Pada setiap
titik pada suatu bidang datar di dalam suatu Zat cair yang diam akan mengalami
suatu tekanan/gaya yang disebut GAYA HIDROSTATIS.
Dengan demikian
setiap benda atau bidang yang berada di dalam Zat cair yang diam akan mengalami
gaya Hidrostatis.
“Resultante dari
suatu tekanan hidrostatis selalu bekerja tegak lurus bidang dimana ia bekerja.”

P diuraikan Menjadi :
Pn = P normal
Pt = 0 , karena air diam
Pt = P Tangensial
_ Besar gaya Hidrostatis,
dipengaruhi oleh kedalaman benda terhadap muka air.
_ Pernyataan
diatas dapat dijelaskan dengan gambar berikut :

Komponen tegak gaya Hidrostatis
pada suatu bidang datar adalah sama dengan berat zat cair yang berada diatas
benda tersebut :
Jadi :
P = Berat zat cair diatas bidang
P = g. Volume zat cair
P = g. h. A.

Total gaya Horizontal pada bidang
.
Pt = P1+ P2
P1 = g. h1.A ;
dengan titik gaya pada jarak h1 +
h2 dari muka air , berasal dari h1 +½ ( h2-h1)2 P2 =½ g.(h2-h1).A dengan titik
gaya pada jarak 1/3 (h1+2h2), berasal dari : h1+ 2/3 (h2-h1)
Untuk memperoleh titik kerja dari
total gaya horizontal adalah sebagai berikut : (statis Momen terhadap muka
air).
Pt. h = p1(½ h1 +½ h2) + P2 (1/3
h1 +2/3 h)
Dengan mengetahui besar dari
masing-masing gaya P1 dan P2 serta jarak titik kerjanya, maka nilai h dapat
diketahui.
Contoh beberapa
Macam Posisi Bidang Datar Yang Mengalami Gaya Hidrostatis
1. 

Ptotal yang bekerja pada bidang
dapat diuraikan atas Ph dan Pv.
Nilai Pv adalah berat zat cair
yang ada di atas bidang Ph dapat diperoleh dengan cara diagram gaya.




Dengan:
P = Total Tekanan pada bidang
g = Berat jenis cairan
yg = Kedalaman titik berat bernda
dari permukaan zat cair.


H u k u m P a s
c a l
Blaise Pascal (1623-1662) adalah
seorang sarjana Perancis, berkesimpulan bahwa gaya yang menekan zat cair di
dalam ruang tertutup akan di teruskan ke segala arah dengan asama rata. Hal itu
selanjutnnya dinyatakan sebagai Hukum Pascal yang berbunyi:
“Tekanan yang di
berikan kepada zat cair di dalam ruang tertutup di
teruskan sama
besar ke segala arah”

Hukum
Pascal dpat diterangkan dengan kerja penekan hidrolik juga.
Alat
itu berupa bejana tertutup yang dilengkapi dengan dua buah pengisap
yang
luas penampangnya berbeda, masing-masing luasnya A1 dan A2 (A1 <
A2). Pada pengisap yang

Jadi penekan hidrolik merupakan
alat untuk menggandakan gaya.
Gaya yang kecil
dapat dijadikan gaya yang besar.
Dalam pekerjaan
teknik banyak sekali dipaki alat-alat yang kerjanya
berdasarkan
Hukum Pascal seperti : kempa hidrolik dan alat pengangkat
mobil.
H u k u m A r c h m e e d e s
Gaya Ke Atas
Jika kita mengangkat batu dari atas
kolam, ternyata lebih ringan
dibandingkan
dengan apabila kita mengangktnya di udara bebas. Di dalam air sesungguhnya batu
ini tidak berkurang. Gaya gravitasi batu yang kita angkat besarnya tetap, akan
tetapi air melakukan gaya yang arahnya ke atas. Hal ini menyebabkan berat batu
seakan-akan berkurang, sehingga di dalam air batu terasa lebih ringan.
Berdasarkan
peristiwa tersebut dapat disimpulkan :
Berat batu di
udar a : W ud = m . g (12.11)
Berat batu di
dalam air : Wair = Wud – FA (12.12)
Wair = M.g –FA
(12.13)
Berdasarkan
persamaan tersebut jelas bahwa Wair < Wud. Jadi berat
benda di dalam
air lebih kecil darippada di udara. Besarnya gaya ke atas
dapat di cari
dengan konsep hidrostatik.
Jika anda pernah
melihat kubus dan anda bayangakan kubus di
celupkan ke
dalam fluida yang massa jenisnya ρ. Gaya-gaya horizontal yang bekerja pada sisi
kubus salng meniadakan sehingga tinggal gay-gaya pada sisi-sisi kubus atas dan
bawah kuvus. Jik luas masing-masing bidang sisi kubus A, percepatan gravitasi
g, besarnya gaya-gaya pada sisi atas dan bawah masing-masing adalah :
F1 = ρ . g . h1 .
A (ke bawah) (12.14)
F2 = ρ . g . h2 .
A (ke atas)
Dalam hal ini : F2
> F1. Jadi benda yang mendapat kelebihan gay ke
atas besarnya :
FA = F2 – F1
= ρ .g . h2 .
A – ρ . g. h1 . A
= ρ . g .
(h2-h1) . A (12.15)
ρ . g . h adalah
berat benda yang dipindahkan oleh benda. Dengan demikian, persamaan di atas
dapat di artikan bahwa gaya ke atas sama
dengan berat
fluida yang di pindahkan oleh benda. Pernyataan itu pertama kali di kemukakan
oleh Archimedes. Selanjutnya hasil temuanya di kenal sebagai hokum Archimedes
yang berbunyi :
Sebuah benda
yang tercelup sebagian atau selueuhnya di dalam fluida akan mengalami gaya ke
atas yang besarnya sama dengan bera tfluida yang dipindahkan.
Mengapung , Melayang dan Tenggelam
Apabila suatu
benda di masukan kedalam zat cair, kemungkinan yang
terjadi pada
benda tersebut adalah mengapung, melayang dan tenggelam
seperti gambar
di bawah ini :

a. Benda
Mengapung
Benda
mengapung jika sebagian benda tercelup did lam zat cair. Jika volume benda
tercelup sebesar Vc maka dalam keadaan stimbang berat benda
sama dengan gaya ke atas .
Jika ditulis
dengan persamaan adalah :

Jadi benda akan
mengapung jika massa jenis benda lebih kecil dibandingkan dengan massa jenis
zat cair.
b. Benda
Melayang
Benda dikatakan melayang jika seluruh
benda berada di dalam zat
cair, tetapi
tidak menyentuh dasar zat cair. Dalam kedaan setimbang berat benda sama dengan
gaya ke atas zat cair. Jika di tulis dengan persamaan adalah:

Jadi benda akan
melayang jika masa benda itu sama dengan massa
jenis zat cair.
c. Benda
Tenggelam
Benda dikatakan tenggelam jika benda
berada d dasar zat cair .

Penerapan Hokum
Archimedes
Penerapan hukum Archimedes dalam kehidupan
sehari-hari dapat kita jumpai seperti pada kapal laut, galangan kapal, balon
udara dan hydrometer.
1.
Kapal
Laut :Kapal laut yang terbuat dari baja mengapa bisa mengapung. Hal ini disebabkan
berat kapal sama dengan gaya ke atas air. Tetapi kapal berlayar di laut
bukanlah hanya asala terapung, melainkan juga harus terpung tegak dengan
keseimbangan stabil tanpa terbalik. Hal itu memerlukan syarat. Supaya kapal
selalu dalam kedaan normal maka garis kerja gaya ke atas air harus melalui
titik berat kapal. Sehingga apabila kapal miring maka rah putar kopel yang di
bentuk oleh gaya berat kapal dengan gaya ke atas dapat menegakan kapal kembali.
2.
Galangan
Kapal : Untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan pada bagian bawah kapal,maka
kapal perlu di angkat dari permuakaan air. Untuk itu perlu di buat alat yang
disebut galangan kapal.
3.
Balon
Udara : Dalam atmosfer,setiap benda mendapat gaya ke atas seberat udra yang
diperlukan oleh benda itu. Untuk menaikan balon udara, balon diisi gas yang
massa jenisnya lebih kecil di bandingkan dengan massa jenis udara. Apabila
berat baolon udara yang dipindahkan lebih besar daripada berat balon udara
dengan isinya maka gaya ke atas lebih besar daripada berat balon, sehingga
balon akan terangkat ke atas.
4.
Hidrometer
: Hidrometer adalah alat untuk mengukur massa jenis zat cair. Ada beberapa
jenis hydrometer yang bekerjasama berdasarkan hokum Archimedes. Satu di
antaranya adalah hydrometer Baume. Alat itu di buat dari tabung kaca
sedemikian sehingga jika dicelupkan ke dalam zat cair dapat terapung tegak.
Berat hydrometer sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh bagian
hydrometer yang tercelup. Jika massa jenis zat cair besar, volume bagian yang
tercelup menjadi lebih dangkal, sehingga bagian yang muncul di atas permukaan
zat cair kecil, hydrometer terbenam lebihdalam, sehingga bagian yang muncul di
atas permuakaan zat cair lebih pendek.
Tegangan
Permukaan
Apabila pisau silet dan jarum
diletakan mendatar pada permukaan air dengan hati-hati, ternyata dapat
terapung, meskipun massa jenis pisau sillet dan jarum lebih besar daripada
massa jenis zat cair. Demikian juga nyamuk dapat hinggap pada permukaan air,
tidak tenggelam.
Dari contoh
tersebut jika kita amati secara seksma, akan terlihat bahwa permuakaan air
tertekan ke bawah karena berat pisau, silet, jarum dan nyamuk. Tegangan
permukaan zat cair dapat dijelaskn dengan meninjau gaya yang di alami oleh
partikel zat cair berdekatan maka gaya tarik-menariknya besar. Sebaliknya
apabila dua pertikel itu berjauhan maka gaya tarik menariknya kecil dengan
demikian dapat dikatakan bahwa tiap-tiap partikel hanya ditarik oleh
prtikel-partikeldi sekelilingnya.
Pada dasarnya, tegangan
permukaan zat cair didefinisikan sebagai besarnya gaya yang di alami oleh tiap
satuan panjang pada permukaan zat cair.
Secara
matematis, hal itu dapat di rumuskan :

Pada umumnya
permukaan zat cair tergantung terhadap suhunya seperti
table di bawah
ini menunjukan nilai tegangan permukaan zat cair, pada
umumnya tegangan
berkurang jika suhu naik

MENISKUS DAN KAPILARITAS
1.
Meniskus
Kohesi
dan
adhesi menentukan bentuk permukaan zat cair. Setetes air yang jatuh di
permukaan kaca mendatar akan meluas permukaanya sebab adhesi air pada kaca
lebih besar daripada kohesinya. Setetes raksa yang jatuh pada permukaan kaca akan
mengumpul berbentuk bola karena kohesi raksa lebih besar daripda adhesi kaca. Demikian
juga karena pengaruh kohesi dan adhesi, permukaan zat cair di dalam bejana
tidak mendatr, tetapi pada tepi yang melekat pada dinding sedikit melengkung. Gejala
melengkungnya zat cair di dalam bejana disebut meniscus.
2.
Kapilaritas Jika sebatang pipa kapiler (pipa dengan
diameter kecil) salah satu ujungnya dimasukan kedalam air maka permukaan air di
dalam pipa lebih tinggi daripada permukaan air di luar pipa. Akan tetapi, jika
ujung pipa tersebut dimasukan ke dalam raksa ternyata permukaan raks di dalm
pipa lebih rendah daripada di luar pipa dan gejala ini disebut dengan
kapilaritas . Kapilaritas dipengaruhi oleh adhesi dan kohesi. Untuk zat cair
yang membasahi dinding pipa (0-90o) permukaan zat cair di dalam pipa lebih rendah
daripda permukaan zat cair di luar pipa. Misalkan pada jari-jari penampang
kapiler r, tegangan permukaan zat cair ϒ, massa jens zat cair ρ, dan besarnya
sudut kontak θ . Permukaan zat cair menyentuh dinding pipa dengan keliling
lingkaran 2π⋅r. Permukaan zat cair
menarik dinding dengan gaya F = 2π⋅r⋅ ϒ, membentuk sudut θ terhadap dinding
ke bawah. Sebagai reaksinya, dinding menarik at cair keatas dengan gaya F =
2π⋅r⋅ ϒ, membentuk
sudut θ terhadap dinding ke atas. Komponen gaya tarik dinding ke atas sebesar F
⋅cos θ ,
diimbangi dengan gaya berat zat cair setinggi ϒ.

Keterangan :
y : naik/turunnya zat cair dalam kapiler (m)
ϒ : tegangan
permukaan zat cair (N/m)
θ : sudut kontak
ρ : massa jenis
zat cair (kg/m3)
r : jari-jari penampang pipa (m)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
Dalam kehidupan sehari-hari, gejala kapilaritas
dapat d jumapai,antara lain pada kenaikan minyak melalui sumbu kompor atau
lampu, basahnya dinding pada musim penghujan, dan naiknya air melalui pembuluh kayu
pda tumbuh-tumbuhan.
3. Viskositas
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap sebagai
geskan pada fluida.Karena adanya viskositas mka untuk menggerakan benda di
dalam fluida diperlukan gaya. Fluida, bagi zat cair maupun gas memiliki
viskositas. Zat cair lebih kental disbanding gas, sehingga gerak benda di dalam
zat cair akan mendapatkan gesekan yang lebih besar di banding di dalam gas. Salah
satu jenis alat pengukur viskositas zat cair yang disebut viskosimeter. Sebuah
silinder diberi poros yang di buat sangat licin (gesekan dapat di abaikan),
sehingga dapat berputar secara konsentris di dalam bejana yang juga di buat
berbentuk silinder. Zat cair yang di ukur vislkositasnya dituangkan ke dalam
bejana silinder tersebut. Gaya pemutar diberikan pada silinder dalam oleh
system control bebas. Beban di jatuhkan, silinder dalam berputar dan
mendapatkan percepatan sesaat, tetapi segera mencapai kecepatan sudut konstan.
Silinder dalam akan dapat berputar dengan kecepatan konstan selama beban masih dalam
keadaan bergerak. Dengan mengukur kopel (penyebab gerak rotasi) silinder dan
kecepatan sudut silinder, viskositas zat cair dapat ditentukan.

Satuan Viskositas dalam SI Nsm =
Pa . S (pascal . sekon), sedangkan dalam system cgs adalah dnscm-2 yang juga
disebut Poice (P), sebagai penghormatan pada ilmuwan Perancis, Poiseuille. Viskositas
yang kevil di ukur dalam centi poise (1cp=10-2 poise) dan mikropoise (1μ p =
10-6
poise).
Hukum Stokes
Misalkan fluida ideal yang
viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola atau sebuah bola bergerak di
dalam fluida yang diam. Garis-garis fluida akan membentuk pola simetis sempurna
disekeliling bola.
Tekanan terhadap
sembarang titk pada permukaan bola yang menghadap arah aliran dayan tepat sama
dengan tekanan pada arah hilir aliran, sehingga resultan gaya terhadap sebesar
nol jika fluida memiliki viskositas, timbul gaya gesekan tehadap bola itu yang
disebut gaya stokes. Misalkan jara-jari bola r koefisien viskositas
fluida η , dan kecepatan relative bola terhadap fluida v, seca matematis
besarnya gaya stokes di rumuskan :
Fs = 6π . η . r
. v (12.21)
Keterangan :
Fs = gaya stokes
(N)
η = koefisien
viskositas (Nsm-2)
r = jari-jari
bola (m)
v
= kecepatan relative bola terhadap bola (ms-1)
persamaan diatas
pertamakali dirumuskan oleh Sir George Stokes pada
tahun 1845,
sehingga disebut juga Hukum Stokes. Jika bola jatuh ke dalam fluida yang
kental, selama bola bergerak di dalam fluida pada bola bekerja gaya-gaya
berikut:
1.
Gaya
berat bola (w) berarah vertical kebawah
2.
Gaya Archimedes (Fa) berubah vertical ke atas
3.
Gya
stokes (Fs) berarah vertical ke atas
Sesaat sesaat
bola masuk ke dalam fluida, gaya berat bola lebih besar
daripada jumlah
gaya Archimedes dan gaya Stokes, sehingga bola mendapat percepatan vertical ke
bawah. Sealama grak bola dipercepat, gaya stokes bertambah, hingga suatu saat
gaya berat benda sama dengan jumlah gaya Archimedes dan gaya Stokes. Pada
keadaan tersebut kecepaan bola maksimum, bola bergerak beraturan.
Jika jari-jari
bola , massa jenis bola , massa jenis fluida ,dan koefisien viskositas fluida
maka selam bola bergerak beraturan gaya-gayapada bola memenuhi persamaan:

Dengan mengukur
kecepatan maksimum bola yang jari-jari dan massa
jenisnya
diketahui, maka viokositas fluida tempat bola itu dijatuhkan dapat dihitung
berdasarkan persamaan diatas.
Fluida Ideal Dan Persamaan Kontinuitas
1.Fluida Ideal
Pembahasn tentang fluida dibatasi pada
fluida ideal saja. Fluida ideal adalah fluida yang tidak kompresibekl (tidak
mengalami perubahan volume karena tekanan), mengalir tanpa gesekan, baik dari
lapisan fluidadisekitarntya, muapun dari dinding tempat yang dilaluinya, dan
aliranya stasioner. Aliran stasioner adalah aliran fluida yang mengikuti gari
air atau garis arus tertentu.
Gambar dibawah
ini melukiskan sepotong pipa yang dilalui oleh arus fluida darikiri ke kanan.
Jika aliran fluida stasioner, tiap-tiap partikel yang melalui titik a selanjutnya
melalui titik b dan c. Aliran partikel-partikel berikutnya yangmelalui
titik a, saat berikutnya juga melelu b dan c.

Misalnya,kecepatan
fluida didalam penampang A1 sebesar dan dalam penampang A2 sebesar v2. dalam
selang waktu t, partikel dari a pindah ke a’ dan partikel dari b pindah sampai
ke b’. karena fluida tidak kompresibel maka dalam selang waktu t volume fluida
mengalir pada penampang A1 sam dengan volume fluida pada penampang A2.
A1.V1
= A2. V2
Keterangan ;
A1 dan A2 = luas
penampang 1 dan 2 (m2)
V1 dan v2 =
kecepatan aliran fluida di 1 dan 2 (m/s)
Persamaan diatas
disebut persamaan kontinuitas. Persamaan itu menyatakan bahwa padafluida yang
tidak kompresibel hasil perkalian antara laju aliran fluida dengan luas
penampanmgnya selalu tetap.
Harga A . v
disebut juga debit, sehingga:
Q =
A . v
Keterangan :
Q = debit (m3/s)
A = luas
penampang pipa (m2)
v = kecepatan
aliran fluida (m/s)
Hukum Bernoulli
Hukum Bernoli
dapat di cintohkan pada sebuah pipa, jika terdapat aliran fluida pada suatu
pipa yang luas penampang dan ketinggiannya tidak sama. Misalnya, massa jenis
fluida ρ, kecepatan fluida pada penampang A1 sebesar V1, dalam waktu t panjang
bagian system yang bergerak ke kanan V1 . t. Pada penampang A2 kecepatan V2 dan
dalam waktu t system yang bergerak ke kanan v2 . t. Pada penampang A1 fluida
mendapat tekanan p1 dari fluida di kirinya dan pada penampang A2 mendapat
tekanan : dari fluida di kananya. Gaya pada A1 adalah F1 = P1 . A1 dan
penampang A2 adalah F2 = P2 . A2 Dan dapat di rumuskan

Rumus di atas
dinamakan persamaan Bernouli untuk aliran fluida yang
tidak
kompresibel. Persamaan tersebut pertama kali diajukan oleh Daniel Bernouli dalam
teorinya Hidrodinamika.
Penerapan Hukum
Bernouli
1. Pada Pipa
Mendatar
Fluida mengalir
melalui pipa mendatar yang memliki penampang A1
pada ketinggian
h1 dan penampang A2 pada ketingggian h2.
Karena mendatar
: h1 = h2

Hal itu
memperlihatkan bahwa di tempat-tempat yang sempit fluida memiliki kecepatan
besar, tekanannya kecil. Sebalikny, di tempat-tempat yang luas fluida memeliki
kecepatan kecil, tekananya membesar.
2. Teori
Torricelli
Sebuah bejana
yang berukuran besar diisi zat cair. Pda dinding bejana
terdapat lubang
kebocoran kecil yang berjarak h dari permukaan zat cair. Zat cair mengalir pad
alubang dengan kecepatan v. tekanan di titk A pada lubang sama dengan tekanan
di titik B pada permukaan zat cair sama dengen tekanan udara luar (B). karena
lubang kebocoran kecil, permukaan zat cair dalam bejana turun perlahan-lahan,
sehingga V2 dpat di anggap nol, dan dapat di rumuskan :

Hubungan itu
disebut teori Torricelli kecepatan aliran zat cair dari lubang sama
dengan kecepatan yang akan di peroleh benda jika jatuh bebas dari ketinggian h.
hal itu merupakan suatu hal yangf istimewa dari persamaan Bernouli.
Waktu yang
diperlukan zat cair keluar dari lubang hingga menyentuh
lantai
ditentukan dengan konsep benda jatuh bebas. Dapat di rumuskan :

jarak mendatar tempat jatuhnya
zat cair di lantai terhadap dinding
bejana adalah :
X =
v. t
Keterangan :
X : jarak jatuhnya zat cair di
lantai terhadap dinding (m)
V : kecepatan zat cair keluar
dari lubang (m/s)
T : waktu zat cair dari lubang
sampai ke lantai (s)
Jika luas lubang kebocoran A maka
debit zat cair yang keluar dari
lubang adalah :

3. Venturimeter
Venturimeter
adalah alat untuk mengukur kecepatan aliran zat cair
dalam pipa. Zat
cair yang massa jemisnya ρ mengalir melalui sebuah pipa yang luas penampangnya
A. Pada bagain yang sempit, luas penampangnya A Misalnya manometer berisi zat
cair denan massa jenis ρ’ mka persamaan kontinuitas dapat di tulis sebagai
breikut :

Penggunaan
venturimter yang kita jumpai sehari-hari ialah karburator kendaraan bermotor.
Lubang masuk untuk udara (fluida) pada karburator berbentuk tabung venture.
Penghisapan (torak) udara melalui lubang karburator di ‘kerongkongan’ venturi,
udara bergerak lebih cepat daripada di tempat yang lain, disini tekananya lebih
rendah oleh karena itu, bahan bakar (bensin) tertarik pada kerongkongan venturi
dan masuk ke dalam silinder Pembakaran
4. Tabung Pitot
Tabung pitot di
gunakan untuk mengukur kecepatan aliran gas.
Misalnya udara
mengalir melalui tabung A. tabung itu sejajar dengan arah aliran udara,
sehingga kecepatan dan tekanan di luar tabung memiliki nilainilai arus bebas.
Jadi, VA = V . tekanan di lengan kiri manometer sama dengan tekanan gas VA.
Lubang lengan kanan manometer tegak lurus dengan aliran, karena itu kecepatan
gas di ttik B menjadi nol (Vb = 0), sehingga pada titik itu gas dalam keadaan
diam. Tekanan di titik D adalah Pb .Dengan menerapakan persamaan Bernoulli
dapat di tarik rumus :

5. Gaya Angkat pada Pesawat
Terbang
Gaya angkat
pesawat terbang dapat dijelaskan dengan menerapkan hokum Bernoulli. Apabila
sayap ini bergerak di dalam udara menurut arah anak panah, udara mengalir di
sekitarnya dengan arah berlawanan dengan arah gerak pesawat. Karena bentuknya,
sebagian besar udara mengalir dengan aliran garis arus.
Pada bagian
bawah sayap tidak ada pemampatan garis arus, tetapi pada bagian atas terdapat
pemampatan garis arus. Udara di bagian atas bergeak lebih cepat daripada udara
di bagian bawah sayap. Perbedaan kecepatan itu mengakibatkan timbulnya
perbedaan tekanan di kedua sisi sayap. Sisi atas sayap adalah daerah kecepatan
tinggi sehingga tekanan rendah, sedangkan sisi bawah sayap tekannya hampir sama
dengan tekan
udara
(atmosfer).
Dari penjelasan
di atas itu, terlihat bahwa tekanan udar di bawah sayap menjadi lebih besar
dibandingkan dengan tekanan udara di atas sayap.
Selisih tekanan
anatra sisi atas dan bawah sayap itulah yang menimbulkan gaya angkat pada
sayap. Semakin besar selisih tekanan udara antara kedua sisi itu semakin besar
gaya angkat yang di hasilkan.
6. Alat
Penyemprot Nyamuk dan Parfum
Pada alat
penyemprot nyamuk dan parfum jika penghisap di tekan, udara kelur dengan cepat
dari lubang pipa sempit yang tedapat di ujung lubang kecil, di tempat yang
kecepatannya tinggi tekanannya mengecil, sehingga cairan insektisida maupun
cairan parfum yang ada di dalam tabung akan terhisap ke ujung kecil. Kemudian
di semprotkan keluar.
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Dari uraian telah dijelaskan dapat disimpulakan hal-hal sebagai berikut :
1.
Penulis
dapat menyimpulkan suatu zat atau cairan yang mengalir melalui tabung tekanan
tidak akan kuat atau maksimal tapi sebaliknya zat yang mengalir dalam suatu
tabung yang sempit atau kecil terjadi tekanan atau kecepatan yang tinggi.
2.
Prinsip
Fluida Dinamis banyak di aplikasikan kepada berbagai aspek misalnya pada gaya
angkat pesawat, tabung pitot dan penyemprot parfum.
3.
Tabung
pitot dapat juga mengukur kecepatan awal kapal terbang dankapallaut.
4.
Zat
yang memiliki kemampuan untuk mengalir disebut fluida
5.
Tekanan
adalah gaya yang bekerja pada suatu bidang di bagi dengan luas bidang itu dan
dapat di rumuskan :

Dalam SI satuan tekanan adalah Pascal (disingkat Pa). 1 Pa = 1 N/m2 Besarnya gaya tekan zat cair yang dialami oleh alas bejana tiap satuan luas disebut dengan Tekanan Hidrostatik. Dengan persamaan
P=
ρ
. g . h
Jika tekanan atmosfer pada permukaan
zat cair adalah ρ0, maka tekanan mutlak pada titik-titik yang berada sedalam h
dari permukaan zat cair itu adalah :
P=
ρo
+ ρ . g . h
Hukum utama hidrostatik menyatakan
bahwa tekanan hidrostatik pada sembarang titik yang terletak pada satu bidang
datar di dalam satu jenis zat cair besarnya sama.
Hukum Pascal menyatakan bahwa
tekanan yang di berikan kepada zat cair di dalam ruang tertutup diteruskan sama
besar ke segala arah.dan persamaanya antara lain:

Hukum Archimedes menyatakan bahwa
jika sebuah benda tercelup
sebagian atau
seluruhnya di dalam fluida akan mengalami gaya ke atas yang besarnya dengan berat fluida yang di
pindahkan. Dan dapat di tarik
persamaan
Fa =
ρz . g . Vc
(ρz = massa
jenis fluida dan Vc = volume benda yang tercelup )
Benda akan
terapung jika ρb < ρz
Benda akan
melayang jika ρb = ρz
Benda akan
tenggelam jika ρb >ρz
Tegangan permukaan zat cair adalah
besarnya gaya yang dialami oleh tiap satuan panjang permukaan zat cair. Dan
rumusnya adalah :

Satuan tegangan
permukaan dalam SI adalah N/m
Meniscus adalah gejala melengkungnya
permukaan zat cair di dalambejana.
Kapilaritas adalah gejala naik atau
turunnya permukaan zat cair dalampipa kecil (pipa kapiler) jika pipa tersebut
di masukan ke dalam zat cair.
Besarnya kenikan
atau penurunan zat cair di tulis :

Dengan θ adalah
sudut kontak, r adalah jari-jari pipa
Viskositas (kekentalan) mengakibatkan
adanya gesekan pada fluida.
Satuan viskositas dalam SI adalah
Ns/m2 = Pa. s, sedangkan dalam
satuan cgs
adalah dns/cm2 = poise (p)
Hukum stokes : jika fluida memiliki
viskositas maka akan menimbulkan gaya gesekan tehadap suatu bola yang bergerak
dalam fluida itu. Gaya gesek ini disebut dengan gaya stokes, yang di tulis :
Fs =
6π . η . r . v
η = Koefisien
viskositas
r = jari-jari
bola
v = kecepatan
relative bola terhadap fluida
selama bola bergerak beraturan maka
gaya-gaya yang bekerja pada bola memenuhi persamaan:
Fa
+ Fs = W
dari persamaan
tersebut dapat menentukan koefisien viskositas fluida sebagi berikut:

Fluida ideal adalah fluida yang tidak
kompresibel, mengalir tanpa
gesekan, dan
alirannya stationer.
Debit adalah banyaknya fluida yang
mengalir melalui penampang tiap satuan waktu dan dapat di rumuskan :

Persamaan Bournoulli menyatakan bahwa
jumlah tekanan p, e.gnergi kinetic per satuan volume, dan energi
potensial per satuan volume adalah konstan
Teori Torricelli, menentukan kecepatan
aliran zat cair melalui lubang kebocoran jika memiliki permukaan terbuka yang
luas adalah

Venturimeter adalah alat
untuk mengukur kecepatan aliran zat cair dalam pipa. Jika kecepatan pada lubang
besar memiliki keceptan V1 luas penampang A dan tekanan P1. untuk lubang sempit
kecepatan aliran V2 luas a dan tekanan P2. beda tekanan yang terjadi dirumuskan

Penerapan hokum Bernoulli dalam
kehidupan sehari-hari antar lain pada gaya angkat sayap pesawat terbang. Alat
penyemprot nyamuk dan penyemprot parfum.
Saran
Dalam penguasaan materi khususnya mata kuliah Mekanika fluida, Mahasiswa diharapkan memperbanyak referensi dan melakukan pengamatan langsung.
DAFTARPUSTAKA
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I
(terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga